Kamis, 15 November 2012

Seminar Wanita 2012 DPW LDII Provinsi Jawa Timur

seminar wanita ldii jatim
Sambutan Ketua DPW LDII Jatim Ir. H. Chriswanto Santoso, M.Sc
DPW LDII Provinsi Jatim melalui Biro Pemberdayaan Wanita dan Kesejahteraan Keluarga menggelar Seminar Wanita dengan tema Meningkatkan Keharmonisan Keluarga Melalu manajemen keuangan yang efektif. Seminar diselenggarakan pada hari Minggu, (21/10) bertempat di Aula Pondok Pesantren Sabilurrosyidin, Gayungan, Surabaya.
Peserta yang hadir adalah ibu-ibu utusan DPD LDII Kabupaten/kota se-Jawa Timur, istri pengurus DPW LDII Provinsi Jawa Timur, pengurus wanita DPW LDII Provinsi Jawa Timur, serta para istri ulama LDII di Surabaya.

Seminar ini menghadirkan tiga pembicara antara lain Dra Hj. Sri Kartini dari Biro Pemberdayaan Perempuan dan Kesejahteraan Keluarga DPW LDII Provinsi Jawa Timur, Ir. Sri Triesnahati Ashar, Msi dari Departement Pemberdayaan Perempuan dan Kesejahteraan Keluarga DPP LDII, serta H. Syamsul Bahtiar, A.md.

Seminar ini sendiri bertujuan supaya dalam berumah tangga, khususnya para wanita dapat mengelola keuangan rumah tangga dengan baik dan benar demi tercipta keharmonisan dalam rumah tangga. Seperti diketahui bahwa,  masalah dalam keluarga pasti terjadi dan kebanyakan masalah tersebut  terjadi karena faktor keuangan, karena jika  tidak bisa mengelolanya, maka keharmonisan keluarga akan terganggu.
seminar wanita ldii jatim
Peserta Seminar Wanita
Dalam sambutannya Ketua DPW LDII Provinsi Jawa Timur, Ir. H. Chriswanto Santoso, M.Sc, yang juga Ketua DPP LDII mengatakan acara seminar wanita merupakan salah satu Pioneer kegiatan  di DPW LDII Provinsi Jawa Timur. diharapkan kegiatan ini dapat menjadi suatu wadah persatuan, kerukunan dan wadah pembinaan bagi para ibu agar dapat meningkatkan perannya sebagai tokoh penting dalam pembinaan generasi penerus yang dimulai dari dalam keluarga sehingga akan terlahir generasi yang berkualitas.

“Pilar dari sebuah keberhasilan pembinaan generasi yang barrier utama dan pertama adalah terlahir didalam rumah tangga dan barrier sering bertemu dengan anak adalah ibu-ibu.  Maka peran ibu sangat strategis,” kata Chriswanto.

Menurut Chriswanto, dalam banyak seminar disebutkan barrier tidak kita mulai bisa merasakan kita berhasil untuk menyiapkan generasi-generasi kita berikutnya. Pertama kita tidak sampai ikut terlarut didalam dunia yang sekarang banyak cobaannya, Kedua menyiapkan generasi yang berkualitas dan sekarang lahirlah pimpinan-pimpinan bangsa sebagaimana yang kita lihat sekarang.
Harta dalam rumah tangga merupakan salah satu amanah dan sekaligus ujian dari Allah SWT. Banyak pantangan-pantangan didalam mengelolah keuangan didalam rumah tangga, bagamana caranya titipan harta itu bisa dikelolah dengan sebaik-baiknya.
Bunda Sri Triesnahati  memaparkan pengelolaan keuangan bisa menjadi pemicu masalah dalam keluarga. Ketidakharmonisan ini bisa mengganggu aktifitas seorang muslim dalam melaksanakan fungsinya, baik sebagai istri, suami, anak ataupun sebagai hamba Allah untuk beribadah kepada-Nya.
seminar wanita ldii jatim
Penyampai materi Ir. Sri Triesnahati Ashar, Msi didampingi Ir. Emie Santoso, MT
“Sayang sekali hanya gara-gara masalah keuangan bisa mengganggu aktifitas ibadah kita. Sehingga perlu ketrampilan  efektif bagi seorang perempuan untuk bisa menjadi manajer yang cerdas dalam pengelolaan keuangan,” ungkap bunda  Sri Triesnahati.

Islam mengajarkan untuk bersifat qona’ah, merasa cukup dan menerima apa adanya. Yang kita lihat bukan fokus pada pengeluarannya berapa akan tetapi yang dilihat pendapatnya berapa, sehingga kita bisa mengatur pos-pos pengeluaran sesuai dengan pendapatan kita. Pos-pos pengeluaran perlu dioptimalkan dan dimanfaatkan sebaik mungkin supaya pos-pos pengeluaran semua dapat terisi.

Sumber : www.ldii.or.id

LDII DAN PB NU Sepakat kerjasama tanggulangi Radikalisasi

 Semarang,14/ 10 - Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) dan Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) sepakat bekerjasama dalam program deradikalisasi. Hal itu diwujudkan dengan penandatangan memorandum of understanding (MoU) di halaman masjid al Wali Jl Fatmawati, Ketileng, Semarang Timur.

Ketua Umum DPP LDII Abdullah Syam mengajak masyarakat untuk mewaspadai upaya penyebaran paham radikalisme yang menggunakan jejaring sosial di internet. "Mereka menyebarkan paham-paham radikal ini, terutama melalui internet, buku-buku," kata Abdullah Syam.

Menurutnya, langkah untuk menanggulangi penyebaran paham radikal melalui internet itu tidak bisa dilakukan dengan cara-cara kekerasan, melainkan harus dengan langkah persuasif yang juga menggunakan media internet. Penyebaran paham radikal, juga bisa dilakukan lewat garis keturunan atau hubungan keluarga dengan menanamkan rasa kebencian dan permusuhan kepada apa saja yang mereka definisikan sebagai musuh.

Karena itu, Abdullah Syam mengemukakan pentingnya pemberdayaan seluruh komponen masyarakat, antara lain ulama, organisasi kemasyarakatan, dan kepemudaan untuk menangkal dan menanggulangi penyebaran paham radikal. “LDII sendiri akan terus membantu pemerintah hingga ke tingkat anak cabang dan untuk membantu pemerintah desa atau kelurahan guna menditeksi gejala radikalisme. Selain itu,Kita juga akan melakukan da’wah yang menyejukan dan mempersatu kekokohan NKRI,”tambah Abdullah Syam.

Sementara itu, Ketua Umum PB NU Said Agil Sirodj menjelaskan perlunya kekuatan sipil untuk membantu pemerintah dalam mengatasi radikalisme yang berkembang saat ini."Sekuat apapun pemerintah tetap butuh civil society. Kami (NU) siap bekerja sama dengan siapapun, TNI, POLRI ataupun ormas lainnya," kata ketua umum PBNU Said Agil Sirodj usai penandatangan MoU, Minggu (14/10/2012).

Selain deradikalisasi, kerjasama juga meliputi Pendidikan, Lingkungan Hidup, Penanggulangan Bencana, Kedaulatan Pangan, Menjaga tegaknya NKRI. Bagi Said Agil, NU dan LDII memiliki kesepahaman terkait islam radikal. Menurutnya, gerakan radikal bukan budaya Indonesia. Ia menyebut bahwa sejarah Islam Nusantara yang dibawa wali songo mengajarkan islam melalui jalan damai yaitu seni ataupun budaya. Islam radikal yang beredar di Indonesia menurutnya paham impor.

Said Agil menambahkan saat ini umat islam harus waspada terhadap segala bentuk radikalisme yang dimasukan secara halus sehingga antar umat islam sendiri saling bergesekan tanpa terasa. Oleh karenanya, PB NU dan LDII mengawali kerjasama ini sehingga dapat dilanjutkan dengan ormas Islam lainnya.

“Kerjasama ini merupakan awal bagi kita semua umat islam untuk kembali bersatu dan tidak mudah termakan berbagai isu yang berupaya untuk memecah belah baik secara kasat mata ataupun dengan bujukan halus melalui berbagai program,”tegas Said Agil. Ketua DPP LDII Abdullah Syam menuturkan pentingnya sinergitas antar organisasi masyarakat (ormas). Dengan adanya mou ini, pihaknya berjanji akan belajar banyak dari ormas NU yang memang sudah lebih dulu lahir.

"Nanti mungkin perlu forum untuk organisasi besar semisal NU, Muhammadiyah dan kami, untuk kerjasama ke depan," ucapnya. Ketua DPP LDII Abdullah Syam menuturkan pentingnya sinergitas antar organisasi masyarakat (ormas). Dengan adanya mou ini, pihaknya berjanji akan belajar banyak dari ormas NU yang memang sudah lebih dulu lahir.

"Nanti mungkin perlu forum untuk organisasi besar semisal NU, Muhammadiyah dan kami, untuk kerjasama ke depan," ucapnya.

Sumber : www.ldii.or.id