Rabu, 25 April 2012

Wakil Presiden memberi pembekalan Rakernas LDII 2012 di Bogor

Bogor, 12 April 2012
Wapres Budiono memberi pembekalan pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) LDII 2012. Wapres berpesan LDII harus meningkatkan kualitas pendidikan untuk menghasilkan SDM profesional religius. Sementara itu Kepala Badan Nasional Penanganan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai, berpesan, agar LDII melakukan deradikalisasi umat Islam melalui dakwah.
http://img.antaranews.com/new/2012/04/ori/20120412rakernas-LDII.jpg
Dua permasalahan umat Islam yang belum tuntas adalah persoalan kemiskinan dan radikalisme, yang melahirkan aksi terorisme di Indonesia. Wapres Budiono dan Kepala BNPT Ansyaad Mbai, memberi masukan dalam dua hal tersebut.
Ansyaad Mbai mengatakan bahwa penyebab maraknya terorisme sangat kompleks. Kemiskinan tidak serta merta bisa dituding sebagai penyebab seseorang menjadi teroris, “Meski pelaku bom bunuh diri umumnya mengalami masalah ekonomi,” kata Ansyaad Mbai di depan peserta Rakernas LDII 2012. Ansyaad menekankan bahwa perasaan ketidakadilan dan doktrin yang salah tentang jihad, membuat seseorang bisa berubah menjadi teroris.
Ketidakadilan inilah yang dijadikan doktrin para pelaku terorisme dalam memutarbalikkan ayat dan hadist, sehingga umat Islam terpikat, “Maka ini tugas LDII untuk berdakwah, memberi penjelasan yang benar mengenai jihad bukanlah melakukan aksi teror,” imbuh Arsyad. Peran LDII sebagai Islam yang moderat sangat besar dalam melakukan deradikalisasi umat Islam. “Selama ideologinya tak bisa dinetralisir selama itupula terorisme tak bisa hilang,” kata Arsyad.
http://img.antaranews.com/new/2012/04/ori/20120412rakernas-LDII-1.jpg
Fenomena terorisme menuntut LDII untuk mengentaskan umat Islam dari kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan, rasa keadilan, dan melakukan deradikalisasi. Untuk itu Wapres Budiono mengharapkan LDII meningkatkan kualitas pendidikan. Sebagaimana lembaga dakwah lainnya adalah wahana pendidikan dakwah keagaaman dan manusia, yang bersifat mandiri, terbuka, moderat, majemuk, dan setara. LDII berperan dalam melakukan pendidikan untuk meningkatkan martabat manusia. “Tingginya peradaban bangsa terletak pada keberhasilan mendidik sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia merupakan penentu maju mundurnya suatu bangsa,” kata Wapres Budiono.
Menurut Wapres profesionalisme menghendaki ketaatan pada kaidah profesi, menuntut independensi, dan kesungguhan meningkatkan kualitas hasil kerjanya. Sedangkan religiusitas menuntut manusia menghayati dan mengamalkan nilai-nilai agama yang bersifat universal. Sedangkan nilai tertinggi Islam adalah keadilan, “Berarti menempatkan sesuatu di tempatnya, adil adalah mendahulukan kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadi. Islam yang religius adalah yang berkeahlian, independen, adil dan mendahulukan kepentingan orang banyak,” kata Wapres Budiono.
Menurut Wapres Budiono, dakwah yang terbaik adalah dakwah dengan perbuatan. “Ibadah dalam Islam tidak hanya ritual, namun muamalah dan amal di tengah masyarakat sesuai tuntunan Quran dan sunnah,” ujarnya. Muamalah ini ditekankan dalam berbagai ayat, misalnya ayat mengenai sholat hampir selalu ada perintah yang diikuti zakat. Zakat pada dasarnya adalah perintah membagi kelebihan, yang merupakan wujud nyata kontribusi individu terhadap kepentingan umum. Zakat dalam arti luas menciptakan keadilan dan keseimbangan. Untuk itu setiap umat Islam, tak terkecuali LDII harus melaksanakan ibadah yang sifatnya individu dan sosial.
“Saya bangga LDII tak hanya khotbah tapi juga menyelenggarakan pendidikan dan kewirausahaan. Dakwah bil hal jauh lebih efektif dan berdaya guna dan dapat dilaksanakan di masyarakat dan perintah Ilahi mewujudkan kesejahteraan,” ujar Wapres Budiono.
Maka dengan program Rakernas LDII 2012, Wapres Budiono berharap lahirnya generasi yang profesional yang independen, taat pada kaidah profesi, dan mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan individu dan golongan. Langkah itu hanya bisa dilakukan bila LDII solid sebagai organisasi dan membina hubungan harmonis dengan sesama umat Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar